Melengkapi imunisasi pada anak kerap terkendala pada izin orangtua. Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, terdapat survei terkait hal ini. Di Indonesia terdapat 6 7 survei yang menunjukkan persepsi masyarakat terkait imunisasi pada anak.
Pada persepsi ibu, penolakan imunisasi berangkat dari berbagai alasan. Pertama, tidak tahu bahaya dari penyakit jika anak tidak lakukan imunisasi. "Pada ibu, satu tidak tahu bahaya penyakitnya. Seolah imunisasi tugas rutin saja. Padahal melindungi peyakit berbahaya," ungkap dr Soedjatmiko di bilangan Jakarta, Selasa (7/10/2023).
Nasib Rating D%27Academy 6 Indosiar Imbas Lesti Kejora Jadi Juri, Padahal Istri Rizky Billar Belum Ada Halaman 4 Polisi Ungkap Aktor Utama di Balik Penyelundupan Rohingya ke Aceh Uang Habis demi Okie Agustina, Keisha Alvaro Bicara Efek Gugat Cerai Gunawan Dwi Cahyo Halaman 4
Kisah Oscar Tabun Pengusaha Marmer Tulungagung, Cuan Makin Lumer Sejak Beralih Pakai Listrik PLN Dipermalukan Bupati Toraja Utara di Lapangan Bakti, Camat Rantepao Mengundurkan Diri Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel
Kedua, ibu sudah tahu bahaya penyakit tapi jadwal imunisasi tidak diketahui. Kadang kala petugas kurang jelas memberikan informasi. Ketiga, sudah tahu bahaya peyakit hingga tahu jadwalnya.
Namun tidak diperbolehkan oleh mertua dan suami Dan terkadang, kedua orang inj tidak mengerti bahaya penyakitnya. Menurut dr Soedjatmiko, pemerintah hingga tenaga kesehatan perlu melakukan langkah pendekatan.
"Lakukan pendekatan. Jangan menyalahkan, karena ketidaktahuannya," tegas Soedjatmiko. Selain pada ibu, ia menganjurkan untuk melakukan pendekatan dengan suami atau ayah dari sang anak. Ayah biasanya tidak tahu manfaat vaksin karena jarang mengikuti penyuluhan.
"Kelompok bapak sama, jarang ada ikut penyuluhan begini. Karena tidak tahu bahaya penyakit," jelasnya. Pemerintah dan tenaga kesehatan, kata dr Soedjatmiko jangan langsung memberikan justifikasi. "Mulailah bertanya, apa problemnya," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.